Standar
Kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi
Dasar
1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Peta
Konsep
Peta Konsep Sistem Ekskresi
Proses
metabolisme tubuh meiputi proses menghasilakan energi dan zat yang berguna bagi
tubuh. Dalam proses metabolisme, dihasilkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan
oleh tubuh. Zat-zat ini harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat membahayakan
tubuh. Proses pengeluaran zat-zat sisa dari dalam tubuh disebut ekskresi.
A.
ORGAN-ORGAN PENYUSUN SISTEM EKSKRESI
1.
Kulit
Kulit
adalah organ pelindung yang menutupi seluruh permukaan tubuh. Kulit merupakan
lapisan sangat tipis dan tebalnya hanya beberapa milimeter. Organ ini terdiri
atas tiga lapisan, yaitu:
a.
Kulit Ari (Epidermis)
Kulit
ari tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan tanduk (stratum korneum),
lapisan granula (stratum granulosum), dan stratum germinativum. Lapisan
tanduk (stratum korneum) berada pada bagian yang paling luar. Lapisan
tanduk merupakan jaringan mati dan terdiri atas berlapis-lapis sel pipih.
Lapisan ini sering mengelupas dan digantikan oleh jaringan di bawahnya. Lapisan
ini berfungsi untuk melindungi sel-sel di dalamnya dan mencegah masuknya kuman
penyakit.
Lapisan
granula (stratum granulosum) terletak di bawah lapisan tanduk. Lapisan
ini terdiri atas sel bergranula yang lama-kelamaan akan mati dan kemudian
terdorong ke atas menjadi bagian lapisan tanduk. Pada lapisan ini terdapat
pigmen melanin yang memberikan warna pada kulit dan melindungi kulit dari
sengatan sinar matahari. Warna pigmen kulit bermacam-macam sehingga ada orang
yang berkulit hitam, sawo matang, atau kuning langsat. Bila lapisan ini tidak
mengandung pigmen kulit, orang tersebut dikenal sebagai orang albino.
Stratum
germinativum tersusun atas dua lapisan sel.
Lapisan atas (stratum spinosum) mengandung sel-sel baru. Sel-sel ini
akan terdorong ke atas menjadi bagian lapisan granula di bawahnya terbentuk
sel-sel baru yang dibuat oleh sel-sel yang terus-menerus membelah (stratum
basal).
b.
Kulit Jangat (Dermis)
Kulit
jangat terletak di bawah lapisan kulit ari. Di dalam kulit jangat terdapat
pembuluh darah, kelenjar keringat (glandula sudorifera), kelenjar minyak
(glandula sebassea), dan kantung rambut. Selain itu, terdapat juga
ujung-ujung saraf indera yang terdiri atas ujung saraf peraba dingin (korpuskula
krausse), peraba tekanan (korpuskula paccini), peraba panas (korpuskula
ruffinin), peraba sentuhan (korpuskula meissner), dan peraba nyeri.
Kelenjar
minyak menghasilkan minyak yang disebutsebum yang berguna untuk
meminyaki rambut agar tidak kering. Di bagian bawah kantung rambut terdapat
pembuluh kapiler darah yang mengangkut sari makanan ke akar rambut sehingga
rambut terus tumbuh. Di dekat akar rambut terdapat otot rambut. Pada waktu kita
merasa takut atau geli, otot rambut berkontraksi sehingga rambut menjadi tegak.
Kelenjar
keringat berbentuk pipa terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke
bagian dermis. Pangkal kelenjarnya menggulung, dikelilingi oleh kapiler darah
dan serabut saraf simpatik. Dari kepiler darah inilah kelenjar keringat
menyerap cairan jaringan yang terdiri atas air, larutan garam, dan urea. Cairan
jaringan tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran kelenjar
keringat dan akhirnya dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pengeluaran keringat
dipengaruhi oleh cuaca (panas atau dingin), aktivitas, makanan, atau minuman.
c.
Jaringan Bawah Kulit (Subkutan)
Pada
jaringan bawah kulit, terdapat jaringan lemak (adiposa). Jaringan lemak
berfungsi untuk menumpuk lemak sebagai cadangan makanan dan menjaga suhu tubuh
agar tetap hangat.
Disamping
berfungsi sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pelindung tubuh,
mencegah masuknya kuman penyakit, mengatur suhu tubuh, dan menjaga pengeluaran
air agar tidak berlebihan.
Struktur Kulit Manusia
2.
Paru-paru
Selain
sebagai alat pernapasan paru-paru juga berungsi sebagai alat pengeluaran. Zat
yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O)
yang dihasilkan dari proses pernapasan. Jadi, tugas paru-paru adalah
meneluarkan karbon dioksida dan uap air yang tidak digunakan lagi oleh tubuh.
Jika tidak dikeluarkan, zat-zat tersebut akan menjadi racun.
Paru-paru
3.
Ginjal
Ginjal
berbentuk seperti biji kacang merah. Panjangnya sekitar 10 cm, beratnya kurang
lebih 170 gram, dan terletak di dalam rongga perut. Ginjal berjumlah 2 buah dan
berwarna merah keunguan. Ginjal bagian kiri letaknya lebih tinggi daripada
ginjal bagian kanan.
Ginjal
Ginjal
merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk air seni (urin). Urin
mengandung air, urea, dan garam mineral. Ginjal tersusun atas kulit
ginjal (korteks),sumsum ginjal (medula), dan rongga
ginjal (pelvis).
Pada
kulit ginjal terdapat nefron yang berfungsi sebagai alat
penyaring darah. Korteks mengandung lebih kurang satu juta nefron. Setiap
nefron tersusun atas badan malphighi dan saluran panjang
(tubulus) yang berkelok-kelok. Badan malpighi tersusun atas glomerulus dan kapsul
Bowman. Glomerulus merupakan untaian pebuluh darah kapiler tempat darah
disaring. Glomerulus dikelilingi oleh kapsul Bowman.
Tubulus
ginjal terdiri atas tubulus kontortus proksimal, lengkung henle,
tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Lengkung
henle adalah bagian tubulus yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan
dengan tubulus proksimal dan tubulus distal. Bagian lengkung henle ada dua,
yaitu lengkung henle yang melengkung ke atas (ascenden) dan
lengkung henle yang melengkung ke bawah (descenden). Tubulus-tubulus
ini mengalirkan urin ke rongga ginjal. Kemudian urin dialirkan melalui saluran
ginjal (ureter) dan ditampung dalam kantong kemih.
Irisan Melintang Ginjal
Struktur Nefron
Telah
dikemukakan di atas bahwa cara kerja ginjal sebagai alat ekskresi adalah dengan
menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang terdapat di dalam darah dapat
dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin). Prnyaringan darah hingga terbentuk urin
meliputi tahap penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan
pengumpulan (augmentasi).
a.
Penyaringan (Filtrasi)
Darah
yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui
pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari
pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus dan
kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran kecil
sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari glomerulus
dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulusatau urin
primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan
garam mineral.
b.
Penyerapan Kembali (Reabsorpsi)
Reabsorpsi
terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin, asam amino,
ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi dimasukkan
kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus. Hasil
reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder.
Urin sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi warna
dan bau pada urin.
c.
Augmentasi
Di
tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen,
amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder sehingga
tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah ditambahkan
dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin
disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal,
urin menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
d.
Proses Pengeluaran Urin
Jika
kandung kemih penuh dengan urin, dinding kantong kemih akan tertekan. Kemudian
dinging otot kantong kemih meregang sehingga timbul rasa ingin buang ir kecil.
Selanjutnya, urin keluar melalui saluran kencing (uretra). Pengeluaran air
melalui urin ada hubungannya dengan pengeluaran air melalui keringat pada
kulit. Pada waktu dara dingin, badan kita tidak berkeringat. Pengeluaran air
dari dalam tubuh banyak dikeluarkan melalui urin sehingga kita sering buang air
kecil. Sebaliknya, pada waktu udara panas, badan kita banyak mengeluarkan
keringat dan jarang buang air kecil.
Urin
yang dikeluarkan oleh ginjal sebagian besar teidiri atas (95%) air dan zat yang
terlarut, yaitu urea, asam urat, dan amonia. yang merupakan sisa-sisa
perombakan protein: bermacam-macam garam terutama garam dapur (NaCl), zat warna
empedu yang menyebabkan warna kuning pada urin, dan zat-zat yang berlebihan di
dalam darah seperti vitamin B, C, obat-obatan, dan hormon.
Urin
tidak mengandung protein dan glukosa. Jika urin mengandung protein, berarti
terjadi gangguan atau kerusakan ginjal pada glomerulus. Jika urin mengandung
gula, berarti tubulus ginjal tidak menyerap kembali gula dengan sempurna. Hal
ini dapat disebabkan oleh adanya kerusakan pada tubulus ginjal, tetapi dapat
pula disebabkan oleh tingginya kadar gula di dalam darah sehingga tubulus
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua gula yang ada pada filtrat
glomerulus. Kadar gula darah yang tinggi disebabkan oleh terhambatnya proses
pengubahan gula menjadi glikogen, akibatnya produksi hormon insulin terhambat.
Kelainan ini dikenal sebagai penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
Dilihat
dari segi banyaknya zat yang terkandung di urin, dapat disimpulkan bahwa ginjal
merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh. Ginjal berfungsi untuk
menyaring darah, mengeluarkan sisa metabolisme, membuang zat-zat yang berbahaya
bagi tubuh, dan mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah.
4.
Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh dan terletak di dalam rongga perut
sebelah kanan di bawah diafragma. Pada orang dewasa normal beratnya kurang
lebih 2 kg dan berwarna merah.
Hati
Hati
mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pHnya netral,
dan mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, dan zat warna
empedu yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Garam-garam empedu berfungsi dalam proses pencernaan makanan. Zat warna empedu
yang berwarna hijau kebiruan berasal dari perombakan hemoglobin sel darah merah
di dalam hati. Zat warna empedu diubah oleh bakteri usus menjadi urobilin yang
berwarna kuning coklat yang memberikan warna feses dan urin. Sisa-sisa
pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam hati. Urea kemudian
dibawa oleh darah dan selanjutnya masuk ke dalam ginjal. Akhirnya, dari ginjal
dikeluarkan bersama-sama dengan urin.
Selain
sebagai alat ekskresi, hati juga mempunyai fungsi lain yang sangat penting bagi
tubuh, yaitu:
- Sebagai tempat penyimpanan gula dalam bentuk glikogen.
- Sebagai tempat pembentukan dan pembongkaran protein. Hati membentuk protein akbumin, protrombin, fibrinogen, dan urea.
- Sebagai tempat membongkar sel darah merah (eritrosit) yang telah tua atau rusak. Hemoglobin dalam eritrosit dibongkar menjadi zat besi, globin, dan hemin. Hemin diurai menjadi bilirubin dan biliverdin.
- Pembentukan dan pengeluaran cairan empedu.
- Menetralkan obat dan racun.
- Tempat untuk membuat vitamin A dari provitamin A.
B.
KELAINAN DAN PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
1.
Anuria
Anuria
adalah kegagalan ginjal menghasilkan urin. Anuria bisa disebabkan oleh
kurangnya tekanan untuk melakukan filtrasi atau radang glomerulus, sehingga
plasma darah tidak bisa masuk ke dalam glomerulus. Kurangnya tekanan
hidrostatis bisa disebabkan oleh penyempitan (konstriksi) arteriol efferen oleh
hormon epinefrin atau oleh pendarahan sehingga darah tidak dialirkan ke ginjal.
2.
Glikosuria
Glikosuria
adalah ditemukannya glukosa pada urin. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
kerusakan pada badan malphigi.
3.
Albuminaria
Albuminaria
adalah ditemukannya protein albumin dalam urin. Keberadaan albumin yang
berlebihan dalam urin menunjukkan adanya kenaikan permeabilitas membran
glomerulus. Albuminaria disebabkan karena luka pada membran glomerulus sebagai
akibat penyakit, kenaikan tekanan darah, dan iritasi sel-sel ginjal oleh
zat-zat, misalnya racun, bakteri, eter, atau logam berat.
4.
Hematuria
Keberadaan
sel-sel darah merah di dalam urin disebut hematuria. Penyebab hematuria adalah
radang organ-organ sistem urin karena penyakit atau iritasi oleh batu ginjal.
Jika darah ditemukan di dalam urin, kondisi ini menunjukkan adanya bagian
saluran urin yang mengalami pendarahan.
5.
Bilirubinaria
Konsentrasi
bilirubin dalam urin di atas normal disebut bilirubinaria. Bilirubinaria
menunjukkan adanya penguraian hemoglobin dalam darah merah yang berlebihan atau
adanya ketidakfungsian hati atau kerusakan empedu.
6.
Batu Ginjal
Batu
ginjal merupakan benda keras yang sering ditemukan di dalam saluran ginjal,
pelvis ginjal, mauoun saluran urin. Batu ini umumnya berdiameter 2-3 mm dengan
permukaan kasar atau halus. Kadang-kadang bisa ditemukan batu ginjal bercabang
yang besar. Penyusun utama batu ginjal adalah kristal-kristal asam urat,
kalsium oksalat, dan kalsium fosfat ditambah dengan kristal-kristal garam,
magnesium fosfat, asam urat atau sistin, dan mukoprotein. Terbentuknya batu
ginjal bisa disebabkan oleh konsentrasi garam-garam mineral yang berlebihan,
penurunan jumlah air, kebasaan, dan akeasamaan urin yang abnormal, atau
aktivitas kelenjar paratiroid yang berlebihan. Keberadaan batu ginjal bisa
menyumbat ureter, menimbulkan tukak, dan meningkatkan kemngkinan infeksi
bakteri.
7.
Nefritis Glomerulus
Nefritis
glomerulus merupakan radang ginjal yang melibatkan glomerulus. Salah satu
penyebab paling umum adalah reaksi alergi terhadap racun yang dilepaskan oleh
bakteri Streptococcus yang telah menginfeksi bagian tubuh
lain, khususnya tenggorokan. Glomerulonefritis memungkinkan sel-sel darah merah
dan protein memasuki filtrat sehingga urin mengandung banyak eritrosit dan
protein. Glomerulonefritis yang parah bisa menyebaban gagal ginjal.
8.
Pielonefritis
Pielonefritis
merupakan radang pelvis ginjal, medula, dan korteks oleh infeksi bakteri.
Infeksi ini biasanya berawal dari pelvis ginjal kemudian melebar ke dalam ginjal.
Piolonefritis bisa menyebabkan kerusakan nefron dan korpuskulum renalis.
9.
Kistitis
Kistitis
adalah radang kantung kemih yang melibatkan lapisan mukosa dan submukosa.
kistitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, zat-zat kimia, atau luka
mekanis.
10.
Nefrosis
Nefrosis
merupakan kondisi bocornya membran glomerulus. Kebocoran ini memungkinkan
sejumlah besar protein berpindah dari darah menuju urin sehingga air dan
natrium menumpuk dalam tubuh menghasilkan pembengkakan (oedem), khususnya di
sekitar lutut, kaki, abdomen, dan mata. Nefrosis lebih umum terjadi pada
anak-anak, namun bisa terjadi pada semua usia. Meskipun tidak selalu
menyembuhkan, hormon steroid sintetis tertentu, seperti cortison dan prednison,
yang mirip hormon yang disekresi kelenjar adrenal, dapat menekan terjadinya
nefrosis.
11.
Polisistik
Polisistik
bisa disebabkan oleh kerusakan saluran ginjal yang merusak nefron dan
mengkasilkan kista mirip dilatasi sepanjang saluran. Kelainan ginjal ini
umumnya dirurunkan. Dalam jaringan ginjal muncul kista, lubang kecil, dan
gelembung-gelembung berisi cairan. Kista ini perlahan-lahan bertambah besar
hingga menekan keluar jaringan normal. Gagal ginjal sebagai akibat penyakit
pilisistik biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Perkembangan polisistik
dapat diperlambat dengan diet, obat, dan pemasukan cairan.
12.
Gagal Ginjal
Gagal
ginjal dihasilkan dari kondisi yang mengganggu fungsi ginjal, yatu nefritis
ginjal parah, trauma ginjal, atau tidak adanya jaringan ginjal karena tumor.
Kondisi tersebut menyebabkan kerusakan pada semua nefron sehingga tidak
berfungsi. Gagal ginjal yang parah menyebabkan penumpukan urea dalam darah.
Gagal ginjal total bisa menyebabkan kematian dalam waktu 1-2 minggu.
13.
Albino (bule)
Albino
terjadi karena tidak adanya pigmen melanin pada lapisan granulosum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar