Sistem Hormon- Selain sistem saraf, terdapat sistem kelenjar di dalam tubuh
yang ikut menentukan keseimbangan dan regulasi, yaitu sistem hormon.
Hormon merupakan suatu zat kimia yang diproduksi oleh tubuh, dalam konsentrasi
kecil yang dapat menimbulkan efek fisiologis pada organ target. Hormon
dihasilkan oleh kelenjar endokrin tubuh dan ditransportasikan dalam
aliran darah.
Selain kelenjar endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin yang
menyekresikan zat kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan kimia
yang dihasilkannya. Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh, seperti
keringat dan enzim di mulut. Adapun hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin diedarkan di dalam tubuh oleh sistem peredaran darah. Hormon bekerja secara efektif
jika dalam jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang disekresikan berlebih
atau kurang, akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf
bersama-sama mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut.
- Mengatur kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan gula hingga ekskresi)
- Bereaksi terhadap rangsang dari luar tubuh
- Berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan
- Pengaturan dan penyimpanan energi
Gambar 9.17 Lokasi kelenjar endokrin di
dalam tubuh manusia.
1. Hipotalamus dan Hipofisis
Hipotalamus mengontrol kerja dari kelenjar pituitari
(kelenjar hipofisis). Kelenjar hipofisis disebut juga master of gland karena
banyak menyekresikan hormon dan memengaruhi kerja hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar lain di dalam tubuh. Hipotalamus terletak di bagian dalam-bawah otak. Kelenjar hipotalamus memerintahkan kelenjar
hipofisis bagian depan dan belakang untuk menghasilkan atau menghambat produksi
hormon kelenjar endokrin lain sesuai dengan kebutuhan. Hipotalamus sangat
penting karena menjadi penghubung dan pengatur komunikasi antara sistem hormon
dan sistem saraf. Selain itu, berperan juga dalam mengatur pertumbuhan dan
perkembangan manusia. Hipotalamus dapat berkomunikasi dengan kelenjar hipofisis
dengan dua cara, yaitu dengan impuls saraf atau dengan mengeluarkan hormon.
Misalnya, jika tekanan darah turun, hipotalamus mengirimkan implus saraf ke
kelenjar hipofisis bagian depan. Akbatnya, hipofisis menyekresikan ADH (antidiuretic
hormone) yang menyebabkan tekanan darah naik. Hipotalamus juga dapat
mengeluarkan hormon yang disebut releasing hormone dan inhibiting
hormone.
Releasing hormone merangsang kelenjar hipofisis
menyekresikan hormon tertentu. Inhibiting hormone menekan kelenjar
hipofisis sehingga tidak menyekresikan hormon tertentu. Dari 9 jenis hormon
yang disekresikan kelenjar hipofisis, 7 hormon disekresikan bagian depan
(anterior) hipofisis dan 2 lainnya oleh bagian belakang (posterior) hipofisis.
Kelenjar hipofisis posterior tersusun atas jaringan saraf dan sebenarnya
merupakan bagian dari hipotalamus. Kelenjar hipofisis anterior tersusun atas
sel-sel endokrin yang menyintesis dan menyekresikan beberapa hormon ke dalam
darah.
a. Hipofisis Anterior
Bagian hipofisis anterior (depan) menghasilkan hormon-hormon
sebagai berikut (Campbell, 1998: 925).
1) FSH (folikel stimulating hormone), berfungsi
merangsang pematangan folikel de Graaf tempat sel telur berada.
2) LH (lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan
dalam pematangan sel gonad pada wanita.
3) ACTH (adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon
yang berperan merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH (tyroid stimulating hormone), merangsang
kelenjar tiroid mengeluarkan hormon tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu pada ibu yang
sedang menyusui.
6) GH (growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya dan berperan
membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin, merupakan hormon yang berfungsi sebagai
penghilang rasa sakit. Beberapa narkotika menghasilkan efek yang sama dengan
endorfin.
Gambar 9.18 (a) Hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis anterior. (b) Hormon oleh kelenjar hipofisis posterior.
Hormon apakah yang dihasilkan oleh hipofisis posterior
b. Hipofisis Posterior
Bagian hipofisis (belakang) ini menghasilkan hormon-hormon
sebagai berikut (Gambar 9.18b).
1) ADH (antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan
cairan tubuh melalui mekanisme pengeluaran urine.
2) Oxytocin, merupakan hormon yang berperan dalam
kontraksi otot rahim pada saat seorang wanita melahirkan.
2. Tiroid dan Paratiroid
Kelenjar tiroid dan paratiroid berada di daerah leher. Sering
disebut kelenjar gondok (tiroid) dan kelenjar anak gondok (paratiroid).
Kelenjar tersebut berfungsi mengatur kesetimbangan kadar kalsium serta laju
metabolisme tubuh.
a. Tiroid
Kelenjar tiroid berada di daerah leher bagian bawah jakun.
Terdapat dua lobus menyamping dan dihubungkan oleh bagian yang disebut isthmus.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin.
1) Tiroksin. Hormon ini mengontrol kecepatan metabolisme
tubuh untuk menghasilkan energi. Meningkatnya jumlah hormon tiroksin di dalam
darah meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam tubuh. Fungsi penting hormon
tiroksin lainnya adalah berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tubuh serta menjadi faktor penting dalam proses perkembangan otak pada anak.
Hormon tiroksin akan aktif jika mendapat perintah dari TSH yang berada di
hipofisis. Kerja hormon tiroksin banyak dipengaruhi oleh kadar iodin di dalam
darah.
2) Kalsitonin. Kalsitonin berfungsi mengatur keseimbangan
kadar kalsium di dalam darah sehingga mencegah kalsium keluar dari tulang.
b. Paratiroid
Kelenjar paratiroid
berada di bagian belakang kelenjar tiroid. Terdapat empat buah kelenjar
paratiroid, 2 di sebelah kanan dan 2 di sebelah kiri (Gambar 9.19).
Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid atau parathormon
Gambar 9.19 Kelenjar tiroid dan paratiroid
Parathormon merupakan hormon yang bersama dengan kalsitonin
mengatur kadar kalsium tubuh. Kalsium banyak diperlukan tubuh, seperti untuk
kerja saraf dan otot. Kebutuhan kalsium akan meningkat pada wanita hamil atau
menyusui. Jika kadar kalsium dalam darah berkurang karena nutrisi makanan yang kurang
kalsium, kebutuhan kalsium akan diambil dari tulang oleh parathormon. Jika
kadar kalsium sudah cukup atau terlalu tinggi, hormon kalsitonin akan
menghambat pelepasan kalsium dari tulang.
3. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar
eksokrin maupun endokrin. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim yang berperan dalam proses pencernaan makanan. Sementara itu, sebagai
kelenjar endokrin, pankreas menghasilkan hormon. Hormon tersebut diproduksi di
bagian pulau Langerhans. Di dalam pulau-pulau Langerhans terdapat sel beta yang
menyekresikan insulin dan sel alfa yang menyekresikan glukagon.
Gambar 9.20 Pankreas menghasilkan enzim
enzim pencernaan dan hormon
a. Insulin
Insulin mengatur kadar gula dalam darah dengan cara menyimpan
kelebihan glukosa tubuh menjadi glikogen di dalam hati. Insulin berfungsi juga
mengatur metabolisme lemak.
b. Glukagon
Bersama dengan insulin, glukagon mengatur kadar gula dalam
darah dengan cara merombak glikogen menjadi glukosa. Jika kita berpuasa atau
beraktivitas berat tanpa didahului oleh asupan nutrisi, glukagon akan memecah
glikogen menjadi glukosa sebagai sumber energi. Selain itu, glukagon juga dapat
memecah lemak menjadi asam lemak yang siap digunakan dalam pembentukan energi.
4. Anak Ginjal (Adrenal)
Manusia memiliki dua kelenjar adrenal. Kelenjar tersebut
berada di atas ginjal. Setiap kelenjar adrenal tersusun atas dua bagian. Bagian
dalam disebut bagian medula dan bagian luar disebut bagian korteks.
Kerja medula adrenal dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, sedangkan korteks
adrenal dipengaruhi oleh hormon ACTH dari hipofisis anterior.
a. Korteks. Pada kortek adrenal dihasilkan tiga macam hormon, yaitu glucocorticoid,
mineralocorticoid, dan Gonadocorticoid.
1) Glucocorticoid. Glucocorticoid berfungsi sama
dengan glukagon sehingga berpengaruh dalam pengaturan kadar glukosa tubuh.
Kerjanya dipengaruhi oleh sekresi ACTH di hipofisis anterior. Hormon
glucocorticoid bekerja pada saat tubuh dalam kondisi stres.
2) Mineralocorticoid. Hormon ini mengatur kadar garam
dalam darah dengan cara pengaturan ekskresi urine dan keringat.
3) Gonadocarticoid. Hormon ini merupkan hormon sex,
terdiri atas androge, entrogen, dan progesteron. Jumlah hormon yang dihasilkan
jauh lebih sedikit dibandingkan dengan hormon sex yang dihasilkan oleh testis
dan ovarium. Androgen dan estrogen berperan dalam pembentukan ciri kelamin
sekunder pria dan wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar